Randomized

 Don't ask about the tittle

Yeps 

I am just being random

He he he

Checking a blog randomly

In a random place

In a random time

Is a randomized day!

Maaf!

So, lagi di tukang cuci mobil

Bingung mau ngapain

Suami lagi main hp

Mau ngajak ngobrol juga males, karena yg ada di otak ini hanya topik yang serius yang gak okeh di timing lg cuci mobil dan berisik dan banyak orang

Ok

So saya cari kesibukan, sampai gak penting banget chexk email kantor!! Hehe! It's Sunday hunz!! Come on lahh.. 😁

Lalu teringat iseng check blog ahh, eh kenapa gak sosial media sih? Gak punya! Eh bukan gak ke instal! Karena saya yang males ngapusin foto video or males pindahin ke memory. Iya gak langganan Icloud! Next deh yaa...

Jadi so

Saya cuma mau bersyukur atas berkat yang Tuhan berikan ke saya dan keluarga. Udah usaha kaya apaaan tau ke satu hal, eh tiba2 dikasih dari hal lain. Gak aneh sih, karena memang pengalaman yang gk kita duga itu sering terjadi. Diingetin terus aja biar selalu bersyukur. Terima kasih Tuhan!

Udahan dulu ya, dah selesai. Suami kalau saya masih sibuk pegang hp pasti ngomel! Hehe


Love youuu!!

Hallo Blog, Hallo 2023!

Kamu nanti bakalan di hapus gak ya? kaya semua orang udah gak kesini lagi..

Menulis panjang di blog itu udah gak ngetrend, menulis panjang ya di Caption Instagram aja.. Atau menulis di dalam video, seperti yang ada di Reels atau Tiktok. Kayanya informasi atau tulisan panjang semakin gak penting ya. hehe, Iya Let The people called Netizen katanya yg decide based on their own assumption, for example kaya liat satu video A tanpa caption apa2, or hanya dengan caption kata2 bijak or yg indah2 yg cuma copy paste.. hehe, lalu biarlah mereka The People, The so called Netizen berimajinasi dengan pikiran mereka sendiri.. 

Contoh : Liat Video si A lagi di Bali having Fun

Netizen : eh gila keren bgt, enak banget gila si A, ya ampun itu dia dapet duit dari mana, eh eh jangan2 dia pergi sama si B, itu mah dia cuma ambil video ornag aja dia gabungin.. hehhehe.. Sulit sekalih ya...

(Aduh ini kepala loncat2, gara2 dengerin Leica lagi nonton video)

I've got so many point of views and Ideas and concerns that I really really want to share but sad is only stuck in my head. 

Okay hanny, hanny, hanny stay focus! I know writing is never been easy for many people, this is only your babbling, you can put those ideas seriously by putting a draft first, okay. Sekarang kamu babbling aja ya, mengisi waktu, kapan lagi kamu bisa nulis kannn, kesempatan ini.

Okay so what I wanted to say in my first blog in 2023 is..

I don't have a feeling of writing a plan or goal or something in 2023, I cannot do that this year, I am not sure why, but it's okay, though actually I am that typical of writing what happened in 2022 and what should I do in 2023 kinnda thing. But again, I just feel that I am more feeling every steps that I made, I become more self aware of the things that I do. I learn more each day consciously by not having any plan or goals because I am looking forward to have that feeling and mood, but I cannot, so yeah just let it be. 

Yaudah intinya di tgl 5 Januari ini, I feel that I learn so many things just as a starter of the year. But one thing for sure, setiap tahun I want to stay grateful and can help people and be a good impact at least for one or two person. I love you blog! I love you friends!

Love,

ms.hunz


2 slices of bread, a cup of coffee and so many distactions

My body still waking up at a normal time hours even though it is a holiday, sorry not a holiday, but THE holiday. This is the time that I am waiting after a full school year, they called it a well-deserved break. 

But my first week full of organising, cleaning up stuffs and helping my sister who got sick because of the dengue fever. And this is my first time who really can do a self reflection and contemplation because I am too tired and overwhelmed. Not too mention the plumbing problem that made so much effort to do the dishes and laundry. The reason why is that, I did all the things by my self. I don't want to be drained too much. I need to slow down and take a step back for all the 'small things' that happened, it is surely small I need to be smart to find the solution.

The distractions here came from so many aspects, many areas, many ways. I don't know how important is to manage distractions, this skill right here, I hope to teach my children to learn it earlier. The easy distraction comes from how easy is to get the things that we enjoy, a one way click of watching a 40 episode of Netflix, a finger tips of strolling down the lane your Warriors Championship story, your willing to add more skills in to your resume, dealing with deadline, helping husband to build brands, thinking of how to lose weights while other things like dealing with daily house hold chores, what to cook or even order for today, what to play with my children and also how to support my husband in every way. 

I know I need to push the pause button. I need to step away and look from outside. What should I do things differently, I still need 7 weeks before the school start. This post is a big matter. I hope to share a good thing for the next post.

Love


hunz

It's 11.26 am

And there is a second cup of coffee on my table and jemuran baju in front of me, not so a beautiful view i know, but this is my home.. :)

So why write again in the blog? because I just miss blogging? literally nop! hehe, karena kalau mau nulis di buku, susah aja di aksesnya kalau mau liat tiba2...

Karena sudah menulis dari SD, dulu punya banyak banget diary, sampai bertumpuk2, bahkan lembaran kertas bertebaran di mana2, hehe dengan harapan jangan sampai lupa taruh mana nanti di baca orang.. hehe, trus tiba2 ada blog, dannn seru banget bisa baca lagi keseharian waktu muda dulu di blog.. hehe, tinggal klick, gak perlu bongkar bongkar lemari.. hihi

So yeah, panjang ya alasanya, walau emang masih punya buku harian juga, karena memang kalau personal lebih baik disimpen aja, walaupun kalau di share di sini gak ad yg baca juga. hehe (jaga2 kalau nanti tiba2 viral dan famous).. hueekkss.. hahah

So yeah, how's you treating life? that's the phrase that I choose instead of using the normal saying like "how's life treating you?" don't blame life, don't point finger to something and someone, more on how you yourself adapt and survive in life.

So let's go to my random points :

1. Di umur 30 something ini, phase yg hati2 banget, tanpa sadar orang sudah mulai kehilangan jati diri dan arah, banyak yang berubah, banyak yg terjadi di sekitarku.. dulu mereka gak gitu, tp di lingkungan baru, keinginan baru. dan lain2nya, mereka berubah.. bersyukur ada yg menjadi lebih baik, namun banyaknya tidak. I am not a perfect person, but I can assure you I am 100% not perfect, just a person who always try to keep my feet underground and  to feed my soul in God. Bukannya I am okay then my surrounding is 100 % okay, I live with other people, so when I see others in a wrong path, I also need to help them as a way of keeping my surrounding healthy, save and sound. But again, as human I always believe that God is in control. I try to remind my self that upah dosa adalah maut, not literally you die! but maut in a bigger picture is like more in the destruction not only your life but also your family, your love ones. Iblis hanya butuh satu langkah untuk masuk ke hati kita, dan Tuhan mengizinkan iblis untuk mencobai manusia. So, if you want to go away from lembah kekelaman, hanya Tuhanlah penolongmu. Amin!

2. Saat ada masalah, kayanya kita menikmati banget ya rasanya dalam kondisi tersebut, in a way of kita nyaman dengan ketidaknyamanan kita, which i think that kita gak mau cari solusi atau keluar dari sana karena sudah terlalu nyaman dan gak berani or even gak tau caranya minta tolong untuk melangkah keluar. I do think process is needed, surely do, tapi jangan kelamaan, saat nanti sudah bisa menerima dan berani melangkah, akhirnya saat melihat kebelakang you will be so grateful you could go through that and proud that you were able to go out "in style", hehe.. When I looked back to what happened to me, I feel grateful that situation happened, it's not fun, so challenging, but I am now learn something valuable, and I know that i will not make the same mistake again by "enjoying" the problem too much, instead of that now I know that you cannot change people's feeling about you, you cannot control people's thoughts about you, know your self, worth yourself and just remember people who love and support you genuinely.

3. Kemarin ikut test toefl, setelah 5 tahun gak ikutan, hehe, susahhh, readingnya oh My Goodness! hehe, padahal mau banget belajar, tapi apa daya gak sempet terus, padahahl sejujurnya aku sudah berubah lohhh.. hehe, anaknya dah tau arti preparation, sempet sih latihan sekali tapi ya kurang, hehe, nah tapi keren juga kalau dulu pasti nyesel banget gak belajar (padahal gak ada niat belajar), hehe, tp sekarang gak nyesel (ngapain juga udah lewat), lebih ke kalau jelek ngulang lagi, dan ya lumayan lah uang daftarnya, ya makanya latihan dulu baru daftar yaa.. heheh

4. Haduh, memang udah gak bisa kelamaan nulis, memang udah beda, gak bisa semau2nya nulis kaya waktu muda dulu, barusan aja anak dateng ingetin  " Mom kok mom kompor nyala gk masak apa2." zzzzzz, udahan dulu ya, next cerita lagi.. tenang is not a way of giving up my "kesukaan menulis dan curhat gak jelas" but more in "Hanny nextnya gak usah multitask deh, bukannya gak bisa, udah susahh.. hehe." So yeah I will find a good timing just to enjoy my self writing and taking a sip of my coffee. (Slrrppp *backsound, red)

Selamat Siang


Waking up at 4 in another place

- Malas bercerita dan merangkai cerita.. hehe

- Kembali ke sini karena sedang lagi staycation semalem, trus gak bawa ipad buat gambar (sengaja menikmati sesuatu yg berbeda), gak bawa note book buat nulis (sengaja juga) dan saya sudah terlalu bosan memasukan segala informasi yang ada di dunia si Maya sana. 

- Dunia sudah sangat berubah blogger, sekaran perubahan sangat sangat cepat.. dulu platform seperti blog bisa bertahan puluhan tahun, skrg sesuatu yg baru pasti di ikuti dengan saingannya, jadi ya capek sih ngikutin semua orang.

- Blogger sudah tidak trend, karena orang orang sudah mulai pindah ke sesuatu yg ringkas seperti instagram.

- Orang orang sudah tidak appreciate easy comunication, semuanya sepertinya mudah cepat dan "murah."

- Ada orang yg tidak pernah kena covid sama sekali dalam waktu 3 tahun, ada yg 3 kali kena dalam jangka waktu 3 tahun, saya yang terakhir. Never been easy. Too long to share.

- Otak saya emang random penuh dengan poin-poin yang berterbangan yang harus di tangkap satu satu.

- Jangan lupa dihitun keuangan hunz.

- Jadi han, udah mau nambah umur lagi nih, jangan lupa, it's not all about you hunz! mau semua orang menggembor2kan self-love, tp sebenarnya when you don't think too much of your self, instead for other people (genuinenly for other people who in needs, bukan karena biar mereka suka or seek for their validation) when you do that, shows that you already FULL of yourself that you want to do more. 

- Ohya, kemarin bertemu dengan sekelompok nenek nenek dan kakek kakek, mereka having so much fun! kind of nenek dan kakek yg bukannya gaul dan merasa muda, justru mereka terlihat lebih muda karena mereka so happy and having so much fun. Mereka lucu foto2, gak bawa keluarga or cucu cucu mereka, tapi kaya satu pertemanan gitu. In my mind, I will enjoy this phase of my life! taking care and getting so busy with my children. Saat melihat mereka dan berandai, kalau nanti seumuran mereka mungkin MJ dan Leica lagi kuliah di luar negeri, or sibuk dengan kegiatan mereka masing - masing. So, I will ENJOY and APPRECIATE every little things with them. 

- Yaudah gak usah kelamaan nulis, semenit lagi jam 6. Mau muter muter dulu, trying to enjoy life and breath fresh air!

Love you teman teman..

xoxo

hunz

Stella Sutjiadi : Ibu Pembelajar

Tidak terasa ya sudah dua bulan lebih program work from home ini berjalan  dan tidak terasa pula anak saya MJ sudah memasuki minggu ke 9 belajar dari rumah. Setiap minggu MJ akan selalu diberikan lesson plan dari sekolahnya, isinya berupa materi apa yang akan diajarkan setiap hari berikut soal soal yang harus dikerjakan. Jujur walau saya guru, tidak mudah mengajari anak sendiri. Mungkin konsep saya mengenai pendidikan bisa diterapkan, tapi kesabaran saya tidak bisa diadaptasikan.. :), karena sepertinya anak saya lebih mudah mendengarkan gurunya ketimbang saya, begitu pula mungkin beberapa anak murid saya lebih mudah mendengarkan saya ketimbang orang tua mereka.:) Oleh karena itu saya amazed banget sama ibu ibu yang sebelum pandemi ini ada pun sudah mengajari anak anaknya full di rumah, karena percayalah itu tidak mudah!
Salah satu Ibu yang saya kagumi namanya Mba Stella Sutjiadi, Ibu dari dua anak perempuan ini, Daffa (8) dan Laluna (4), menceritakan keseharian mereka dalam setiap postingan yang ada di media sosial Instagram. Dalam postingan tersebut mba Stella sering mensharingkan bagaimana Ia memfasilitasi anak anaknya belajar, dari akademis sampai non akademis, dari membaca, menulis sampai belajar musik dan seni. Kegiatan yang mereka lakukan sangatlah beragam dan terlihat kesiapan mba Stella dari segi materi yang Ia akan ajarkan ke anak anaknya. 

Setelah memberikan 5 pertanyaan ke mba Stella dan membaca penjelasan yang dia berikan, menurut saya mba Stella adalah tipe Ibu yang jujur, apa adanya dan tidak menjudge dan merasa metode or pilihan yang dia jalani benar. Dalam dunia parenting or motherhood yang "keras" ini, tidak sedikit yang merasa metode mereka lebih baik dari yang lain atau merasa paling benar dan hebat.  Saya percaya semua metode yang di adaptasikan itu mempunyai background dari keluarga masing masing yang tidak kita ketahui, begitu pula lingkungan ataupun sejarah keluarga yang terbentuk. Jadi balik lagi, membangun keluarga dan bagaimana menjalaninya adalah mutlak pilihan masing asing individu, tetapi itu semua balik ke pribadi masing masing dan seberapa besar tanggung jawab kita ke anak anak yang sudah dititipkan ke kita.

Langsung aja yuk di simak interview singkat saya bersama dengan Mba Stella Sutjiadi. Semoga bermanfaat!

1. Mba Stella, sebelum Pandemi ini mba Stella sudah menerapkan Pembelajaran Home Learning ke anak anak Mba Stella di rumah, kalau boleh tau, apa saja sih yg dibutuhkan ibu ibu untuk mempersiapkan anaknya benar benar belajar di rumah? boleh share sedikit tipsnya…

Menurut aku harus dari yg paling dasarnya dulu yaitu menyamakan persepsi ttg proses belajar itu sendiri. Bahwa belajar bukan melulu berarti pergi ke sekolah. Bahwa belajar adalah sebuah ‘proses’ bukan sebuah ‘tempat’. Karena seringkali buat mereka yg terbiasa belajar di sekolah formal terlanjur mengkotakkan bahwa ‘belajar itu di sekolah sedangkan di rumah bukan untuk belajar’. Aku tidak bilang semua ya..tp sebagian besar demikian. Tujuannya supaya mindsetnya sama dulu bahwa belajar tidak tergantung tempat jd bisa dimana saja dan kapan saja. Rumah pun tempat kita belajar. :) Lebih dalam lagi, maka ditanamkan pemahaman bahwa setiap saat itu sebenarnya adalah kesempatan kita buat belajar. Goalnya adalah sama2 meyakini bahwa belajar adalah kebutuhan diri bukan sekedar kewajiban mengejar nilai semata. Tapi kebutuhan kita buat mengembangkan diri. Kalau sudah paham pengertian dasar serta tujuannya, harapannya kemudian akan muncul semangat serta inisiatif untuk belajar itu sendiri. :)
Tentu saja semua harus disampaikan dg bahasa yg disesuaikan dg usia dan kemampuan pemahaman masing2 anak ya. :)

2.Memang seorang Ibu itu harus berkorban, dan semua pengorbanan kita tidak ada yang sia sia, apalagi saat melihat anak anak kita berkembang dan bertumbuh menjadi pribadi yang utuh. Bagaimana menurut Mba Stella “pengorbanan” seorang Ibu?

Saya memilih tidak memandang dan merasa ini sebagai sebuah ‘pengorbanan’. Bukan berarti saya bilang siapapun yg memandangnya demikian adalah salah. Ini pendapat saya pribadi mudah2an ada yg sepaham. Buat saya kata ‘pengorbanan’ berat artinya dan akan membuat saya pun merasa ‘berat menjalaninya’ apapun itu. Lagi-lagi pendapat ini sangat pribadi. Saya lebih memilih untuk memupuk kesadaran bahwa sejak awal menjadi ibu adalah pilihan saya, memiliki anak adalah keputusan yg saya buat secara sadar. Maka semua yg saya lakukan saat ini seberat apapun itu adalah bagian dari tanggung jawab saya menjalani keputusan saya tsb. :) Dan ternyata saat saya menanamkan pola pikir demikian, semuanya jd terasa lebih mengalir ringan. Rasa capek tentu ada, tapi saat sadar itu telah tumbuh, semua yg dijalani menjadi terasa wajar dan baik-baik saja. Jadi bukan tentang pengorbanan tapi tentang tanggung jawab pada keputusan yg telah saya ambil sendiri dan rasa syukur atas jawaban dari doa saya sendiri. :) Jadi tips saya : coba gali lagi apa dan kenapa sejak awal kita dan pasangan memutuskan untuk memiliki anak. :) Apa tujuan awalnya dan apa goal akhir dari membesarkan anak kita ini? :)

3. Sebagai seorang ibu yang Full time job, bagaimana mba Stella menyeimbangkan kehidupan Mba Stella, seperti apakah mba Stella punya “Me Time”? Atau bagaimana pendapat Mba Stella tentang “Me Time”nya seorang ibu.

‘Me time’ hmm..saya share sedikit pendapat dari seorang ahli parenting yg sangat saya kagumi. Saat beliau ditanya demikian, beliau jawab kira2 begini “apa sebenarnya konteks me time yg ditanyakan? Apakah kalau ada istilah ‘me time’ maka sisa wkt diluar itu artinya ‘not my time’? Siapa yg memilih memiliki rumah ini? Saya. Maka saat saya bekerja membersihkannya, itu adalah ‘me time’ saya. Siapa yg memilih memiliki anak? Saya. Maka saat saya sibuk memandikannya, menemaninya belajar, bahkan menc*b*kinya (maaf ya..) itu adalah ‘me time’ saya.” Sampai sebelum saya mendengar ucapan ini dari beliau saya masih kesulitan sendiri menyimpulkan apa me time saya. Saya masih sempat ‘mengkotak2an’ me time saya misalnya saat di pagi hari saya sendiri, atau saat saya punya wkt luang membaca buku sendirian, atau saat sesekali saya bisa pergi sendirian. Tapi...saat saya mendengar itu, saya langsung merasa, hei, Inilah konsep me time yg cocok ternyata dg hati saya. Ya. Semua itu adalah ‘me time’ saat itu adalah pilihan kita yg kita pilih secara sadar maka semua kegiatan yg berkaitan dengannya harusnya masuk dalam bagian ‘me time’ saya. :)

4. Bagaimana Mba Stella menerapkan kedisiplinan ke anak anak? 

Aku menerapkan disiplin dg dasar ‘cinta yg berpikir’ (mengutip judul buku karangan mba Ellen Kristi) :) cinta yg tidak hanya dilandaskan pada rasa sayang semata tp jg pada kesadaran menegakan nilai-nilai kebenaran untuk kebaikan. Kebenaran yg landasannya hanya 3 : hukum negara, agama dan sosial. :)

5. Bagaimana pendapat mba Stella tentang pendidikan di Indonesia? dan alasan utama mba Stella memilih home schooling? 

Kalau menilai pendidikan di Indonesia rasanya aku belum pantas memberikan penilaian disini mba. Karena aku ngga mendalami ttg pendidikan di Indonesia saat ini secara menyeluruh. Hanya tau sebatas pengalaman masa lalu aku jg suami yg aku yakin dg banyaknya pilihan sekolah saat ini pasti sudah ada/mungkin bahkan banyak perubahannya/kemajuannya.

Aku hanya bisa menjawab alasan kami memilih homeshcooling. Sebenarnya alasannya ada banyaaak sekali. Tapi semoga 5 alasan ini bisa mewakili :
  • 1. Dengan hs anak2 punya banyak keleluasaan waktu untuk mengembangkan minat dan bakat yg telah dititipkan pada mereka yg unik dan berbeda-beda.
  • 2. Karena saya dan suami sepakat bahwa sekolah formal itu bukan sebuah kewajiban dan proses belajar bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja.
  • 3. Karena aku ada di rumah setiap saat sehingga aku sadar aku punya wkt cukup untuk mendampingi anak-anak belajar.
  • 4. Karena aku percaya bahwa untuk menjadi guru2 anak2 aku tidak wajib sangat pintar hanya wajib untuk mau terus belajar. :)


Dear Tuhan,


Kala pagi menjelang,
Melihat matahari bersinar sangat terang,
Ku berkata dalam hati..

Tuhan kapankah ini berakhir?

Melihat matahari,
seperti melihat harapan baru setiap harinya,
Kita hidup,
Bernafas,
Matahari menyinari setiap kita yang masih ada di bumi,

Sudah berlangsung satu bulan, bagi kami Indonesia,
namun negara lain sudah hampir berjalan tiga bulan,
dengan segala keterbatasan kami sebagai manusia,
kami berjuang,
untuk bisa dan mengambil bagian kami untuk di #rumah saja..

Di sisi gelapnya pandemi ini,
banyak yang pergi,
banyak yang dengan lelahnya berjuang melewati hari demi hari,
untuk selamat,
dan menyelamatkan orang lain..

seperti tidak bisa berhenti beristirahat,
mereka pahlawan kesehatan,
berjuang setiap detiknya,
jauh dari keluarga,
jauh dari kehidupan normal,
jauh dari terangnya matahari..
pagi berganti malam,
begitu setiap harinya..


Di sisi terangnya,
ada bumi yang sedang menyembuhkan dirinya sendiri,
ada binatang yang bermain bebas di hutan, tanpa takut ada mesin penghancur,
ada keluarga yang sedang memperbaiki hubungan mereka,
ada pribadi yang bertobat dan semakin dekat dengan penciptaNya

Namun,
apakah setelah ini?

Adakah kita dalam hati berjanji untuk hidup lebih baik?
untuk tidak kembali kejalan yang gelap?
untuk menghargai mereka pahlawan kesehatan?
untuk mencintai lingkungan lebih lagi?
untuk membawa mimpi mimpi mereka yang sudah pergi dan mewujudkannya?

Dear Tuhan,
Ampunilah kami orang yang berdosa ini.

Amin.