Bangkok Day 1 (Itinerary Break Down)
Sekali lagi Itinerary yang saya buat ini, seperti tempat wisata, transportasi, dllnya yang ada di notes di atas yaitu dengan pertimbangan lokasi tempat tinggal dan kondisi keluarga yang ikut serta dalam perjalanan ini.
Untuk pembuatan Itineray ini, saya tidak pakai aplikasi khusus apapun, hanya membuat dengan menggunakan google spreadsheet saja karena tidak ribet untuk disimpannya dan sederhana penggunaanya. Hampir semua poin pada hari pertama ini sesuai, hanya ada satu yang hilang karena kendala yang nanti akan saya ceritakan.
Saya dan sekeluarga tidak bisa ke Asiatique the Riverfont karena gap waktu yang molor lumayan panjang saat kami miss berkendara saat turun dari Airport menuju tempat tinggal kami di The Local Surasak Hostel. Kami membagi dua grup dengan alasan penghematan biaya. Grup pertama adalah 5 grup orang dewasa yang menaiki bus lalu lanjut dengan BTS dan satu lagi grup orang tua dan anak kecil yang menaiki taksi dengan sekali transportasi saja. Masing masing grup sudah punya leadernya sendiri dengan booklet itineray yang sudah kami pegang masing-masing, yaitu saya memimipin grup orang tua dan anak, dan suami saya di grup satunya. Jadi grup suami saya sampai terlebih dulu di hostel, sedangkan grup saya nyasar dengan banyak aspek sebagai penyebabnya.
1. Kendala bahasa
Kalau mungkin grup 1 (anggap saja saya grup 2), hanya tinggal mengikuti arahan yang ada di booklet dan pun mungkin jika ada miss sedikit, bisa ada banyak informasi yang di dapatkan, misal dari informasi yang ada di papan jalan, papan bis, ataupun seperti yg diceritakan suami saya, saat dia bertanya ke orang lokal di sana yang bisa berbahasa Inggris. Jadi, mereka tidak punya kendala bahasa yang significant seperti grup saya.
Di benak saya mungkin semua pengemudi taksi yang berani mengambil penumpang di bandara, adalah mereka yang mumpuni bahasa Inggrisnya, or at least bisalah dikit dikit seperti orang kita di Jakarta, tetapi ternyata ohhhhh tidak, kemampuan berbahasa Inggris saya di hancurkan ke level terbawah yang pernah saya jalani sewaktu mengikuti les bahasa inggris di LIA Mercu Buana (sorry I am being exaggerate saja di sini).
Misal si pengemudi menawarkan naik tol atau lewat jalan biasa saja, karena sang pengemudi tidak bisa memilih perbendaharaan kata dari jalan tol ke bahasa Inggris, dia hanya bilang "This way? or no? setop setop, (diikuti dengan body language..) then said again "setop setop, ya?" It took me like almost 10 minutes to really grasp the meaning of this important word that he really stressed it over and over and over again.. setop setop.
Actually what he meant was that "Would you like to prefer the normal way or the high way, since it was so damn stuck if we didn't choose this way."
Setop = Stop = Traffic
That's just literally one real example of how I had this language gapped in this important conversation. I was with my 3 elders and 2 kids and I was alone and a little bit much of stressful at the very end.:)
2. Kendala geografis
Pastinya ya kalau di tempat baru kita sama sekali buta dengan lingkungan yang ada, walau ada google maps or satelite sekalipun, kalau kita bahkan tidak tahu patokannya saja, tidak bisa menjamin perjalanan kita mulus. Ini terlepas dari kendala bahasa yang di atas ya, tantangannya jadi lebih lagi.
3. Kendala of being the one who supposed to know
Ini sih karena kurang pengalaman aja, jadi kalau di kondisi begini aspek stressnya ada, apalagi bawa 3 orang tua dan 2 anak dan saya sendiri yang harus bisa diandalkan.
Nah untuk mengurangi hal hal yang tidak diinginkan seperti saya di atas, saya punya tips buat Anda yang saya dapat setelah mengalaminya :
1. Gunakan Google Translate
Seriously, kalau sudah menempuh berbagai cara, berusaha untuk mengerti dan tetap tidak ada jalan keluar, gunakanlah google translate. Karena penggunaan google translate walau mungkin tidak sepenuhnya grammatically correct, tapi hampir akurat dengan pesan yang akan disampaikan. Karena sesungghnya kita tidak bisa mengharapkan bahkan memaksakan mereka untuk bisa berbahasa Inggris, jadi mulailah menginstal applikasi google translate untuk hal ini.
2. Google Map
Walau kita tidak benar-benar tahu lokasi yang akan kita kunjungi, tapi dengan mengetahui berapa jauh, atau benarkan jalur yang diambil pengemudi membuat kita setidaknya ada pegangan, jadi kita tahu di mana posisi kita berada saat kita sudah mencari lokasi tempat tinggal yang akan kita tuju.
3. Jangan Panik
Penting sih untuk tidak panik saat nyasar di negara orang, apalagi akan tidak bagus jika kepanikan kita tertular ke pengemudinya. Waktu pengalaman saya, lebih panik si pengemudi yang tidak tahu jalan dibandingkan saya. Dough!
4. Internet Connection
Mengganti sim card kita dan mengaktifkan paket telfon dan internet di negara yang kita tuju sangat penting juga, kalau tidak, tidak akan ada poin satu dan dua di atas.
5. Fully Charged!
Tidak adalah gunanya poin 1, 2, 3 jika Anda tidak mengisi penuh batre telephone Anda, apalagi jika hanya Anda satu-satunya di grup yang mengaktifkan paket telfon dan internet! Wajar kalau Anda akan panik berjuta juta panik jika Anda tidak bisa menghubungi grup lain bahkan landlord yang punya hostel. Jadi?? gimana dong kalau itu terjadi? Itulah yang saya rasakan sebenarnya, heheh, tapi saya tidak menyerah walau supir taksi kami menyerah. Sang supir dengan tidak bertanggung jawabnya menurunkan kami, tapi usaha saya adalah, "711 please, 711 please". Komunikasi dua kata itu sangat besar perannya demi kelangsungan perjalanan kami. Kami diturunkan di 711, lalu saya mengisi kembali paket data dan internet di telfon salah satu anggota keluarga saya dan lalu saya bisa berkomunikasi dengan suami saya di grup lainnya yang sudah sampai di hostel dan kami dengan selamat dan bahagia dan lelah, lalu beristirahat di the tempat penginapan kami.
Saya akan melanjutkan perjalanan kami pada day 2-5 di postingan selanjutnya. Terima kasih!
0 comments: