Perjalanan Pertama ke Hongkong (2016) - The End
Lingkungan dan Budaya
Keluar dari Bandara, kami langsung di suguhi dengan pemandangan yang rapih dan bersih. Bandara International Hong Kong berada di Lantau Island bersama dengan Disneyland. Selama melewati pulau ini dengan bus, aktivitas yang kami lihat tidak terlalu ramai dan penduduknya tidak sepadat di daerah Kowloon tempat kami tinggal. Di Kowloon walaupun bangunannya terlihat kumuh tapi semuanya terlihat sangat teratur.
Keteraturanya terlihat saat mereka menyebrang jalan dan mengantri menaiki escalator yang banyak terdapat di stasiun MTR. Untuk menyebrang jalan banyak dari mereka yang sabar menunggu lampu hijau menyala dan jika di escalator mereka akan secara otomatis berjejer di sebelah kanan dan memberikan jalan kosong di sebelah kiri untuk mereka yang terburu-buru menaiki tangga jalan tersebut.
Di sana, budaya mereka terkesan cuek dan kurang ramah, mungkin karena kesibukan mereka. Tapi yang paling saya salut dengan adanya penghargaan terhadap orang-orang tua, atau senior citizens. Selain memberikan tarif yang berbeda untuk setiap biaya tempat wisata atau alat transportasi, mereka juga memberikan fasilitas yang lebih baik, seperti tempat duduk, tempat tunggu dan bahkan pintu masuk atau keluar setiap stasiun dibuat lebih nyaman dibandingkan yang lain. Hebatnya lagi justru orang-orang tua separuh baya ini tidak (ingin) terlihat tua dan lemah, karena banyak juga yang masih berkondisi prima dan berdiri di MTR.
Makan dan Minum
Kehidupan kuliner di Hong Kong kurang sesuai dengan yang kami harapkan, tidak hanya karena biayanya yang mahal tetapi juga selera makananya. Awalnya kami pikir Chinese Food di sini akan banyak dan seenak di Jakarta, tetapi ternyata tidak. Di sana juga jarang di jumpai nasi, bahkan di restoran siap saji seperti McD dan KFC. Kalaupun bertemu dengan nasi di sana, paduan lauknya tidak cocok dengan lidah kami. Sampai disana kami menyesal kenapa tidak membawa beras, indomie, kopi dan teh, karena pada akhirnya di sana kami membeli kopi, teh, indomie, beras bahkan ikan teri dengan harga yang lumayan mahal. Sepertinya untuk makanan di sana kebanyakan non Halal, jadi jika ingin mendapatkan yang halal selain membawa makanan sendiri dipastikan juga googling restoran-restoran dengan sertifikat Halal di sana.
Airport
Untuk ke bandara jika dari tempat kami di Yau Ma Tei Nathan Road lebih baik naik bus A21, jangan lupa untuk menunggu bus di bus stop yang ada di pinggir jalan, tinggal di lihat nomornya saja. Bus A21 ini memang suka penuh kalau menuju bandara, tetapi lebih baik berdiri dan tidak dapat tempat duduk dari pada harus naik MTR. Karena kalau naik bus A21 sekali saja langsung berhenti di terminal bandara, sedangkan kalau naik MTR selain kita harus gotong-gotong tas dan koper kita, kita harus pindah kereta dan juga harus melanjutkan lagi dengan naik bus, selain capek dan lama, harganya juga lebih mahal. Kalaupun misalkan naik MTR, kita harus turun di terminal terakhir di Tung Cung lalu lanjut naik bus S1 dan berhenti di terminal bandara. Bandara Internasional Hong Kong sangat luas, bersih dan nyaman. Luas sekali, jarak dari tempat imigrasi dan check in lumayan jauh, terlebih karena tempatnya berada bersamaan dengan toko-toko besar di sana, seperti Mall di Jakarta, bahkan lebih besar. Jangan kaget juga karena untuk ke tempat keberangkatan kita harus naik turun kereta terlebih dahulu. Saya dan keluarga harus pindah dua kali kereta menuju Gate keberangkatan kami. Jadi disarankan jika sudah check in lebih baik langsung ke Gate keberangkatan. Pengalaman kemarin, kami harus lari terbirit-birit karena kami terlalu terlena dengan bandara di sana. Belum lagi perbedaan jam di Indonesia dan di Hong Kong yang selisih satu jam, jadi kami tidak sadar dan tenang-tenang saja.
Kehidupan kuliner di Hong Kong kurang sesuai dengan yang kami harapkan, tidak hanya karena biayanya yang mahal tetapi juga selera makananya. Awalnya kami pikir Chinese Food di sini akan banyak dan seenak di Jakarta, tetapi ternyata tidak. Di sana juga jarang di jumpai nasi, bahkan di restoran siap saji seperti McD dan KFC. Kalaupun bertemu dengan nasi di sana, paduan lauknya tidak cocok dengan lidah kami. Sampai disana kami menyesal kenapa tidak membawa beras, indomie, kopi dan teh, karena pada akhirnya di sana kami membeli kopi, teh, indomie, beras bahkan ikan teri dengan harga yang lumayan mahal. Sepertinya untuk makanan di sana kebanyakan non Halal, jadi jika ingin mendapatkan yang halal selain membawa makanan sendiri dipastikan juga googling restoran-restoran dengan sertifikat Halal di sana.
Airport
Untuk ke bandara jika dari tempat kami di Yau Ma Tei Nathan Road lebih baik naik bus A21, jangan lupa untuk menunggu bus di bus stop yang ada di pinggir jalan, tinggal di lihat nomornya saja. Bus A21 ini memang suka penuh kalau menuju bandara, tetapi lebih baik berdiri dan tidak dapat tempat duduk dari pada harus naik MTR. Karena kalau naik bus A21 sekali saja langsung berhenti di terminal bandara, sedangkan kalau naik MTR selain kita harus gotong-gotong tas dan koper kita, kita harus pindah kereta dan juga harus melanjutkan lagi dengan naik bus, selain capek dan lama, harganya juga lebih mahal. Kalaupun misalkan naik MTR, kita harus turun di terminal terakhir di Tung Cung lalu lanjut naik bus S1 dan berhenti di terminal bandara. Bandara Internasional Hong Kong sangat luas, bersih dan nyaman. Luas sekali, jarak dari tempat imigrasi dan check in lumayan jauh, terlebih karena tempatnya berada bersamaan dengan toko-toko besar di sana, seperti Mall di Jakarta, bahkan lebih besar. Jangan kaget juga karena untuk ke tempat keberangkatan kita harus naik turun kereta terlebih dahulu. Saya dan keluarga harus pindah dua kali kereta menuju Gate keberangkatan kami. Jadi disarankan jika sudah check in lebih baik langsung ke Gate keberangkatan. Pengalaman kemarin, kami harus lari terbirit-birit karena kami terlalu terlena dengan bandara di sana. Belum lagi perbedaan jam di Indonesia dan di Hong Kong yang selisih satu jam, jadi kami tidak sadar dan tenang-tenang saja.
0 comments: